Ladies, jika kita
melihat butik-butik label fashion di beberapa pusat perbelanjaan berdiri
megah seperti Christian Dior atau Louis Vuitton, tentu label fashion
tersebut sudah mengalami perjalanan bisnis yang panjang di sejarah
fashion. Beberapa label masih tetap berdiri walau sudah melewati waktu
lebih dari satu abad lamanya. Kehadiran desainer fashion baik pendiri
dari label atas namanya sendiri atau penerusnya memiliki peranan yang
sangat penting.
Industri
fashion juga membutuhkan regenerasi desainer untuk membawa rumah mode
tetap eksis mengisi gaya hidup individu dari generasi baru. Contohnya
saja saat Christian Dior yang wafat pada 24 Oktober 1957, asistennya
Yves Saint Laurent pun naik ke singgasana label asal Paris itu untuk
menggantikan sang kreator sevagai creative director baru. Dia pun
menjadi bunga baru di dunia fashion, dielu-elukan kalangan fashion dan
penikmatnya. Memasuki era baru, tahun 1996 desainer John Galliano pun
hadir membawa label ini ke puncak keemasannya.
Anda
pun boleh bangga bisa mengenakan tweed jacket yang ikonis dari Channel
kreasi desainernya sekarang Karl Lagerfeld. Padahal jaket itu adalah ide
dari desainer pendirinya Gabrielle “Coco” Bonheur Chanel di tahun 1929,
saat itu jaket kreasinya menjadi kontroversial karena mengambil
inspirasi dari pakaian pria. Setelah Madame Chanel meninggal pada tahun
1971, baru pada 1983 Karl Lagerfeld membawa pembaruan bagi ragam koleksi
ikonis Chanel agar banyak generasi bisa menikmatinya. Saat Gianni
Versace ditembak mati di depan rumahnya di Miami pada 1997 adik
kandungnya Donatella Versace meneruskan label tersebut hingga sekarang.
Saat
baroque prints yang marak di era Gianni Versace pada awal 90an,
sekarang pun Anda bisa merasakan tren itu kembali namun dari hasil
kreasi adiknya dengan style dan selera masa kini. Begitu pun dengan
label Paris yang ternama dengan koleksi leather goods-nya Louis Vuitton
yang berdiri sejak 1854, sejak desainer asal Amerika Marc Jacobs
bergabung sebagai kepala kreatif pada 1997, label ini menjadi label yang
ternama tak hanya koleksi busana siap pakainya. Tas Louis Vuitton yang
ikonis bernama Alma yang pertama dilansir tahun 50an, di 2011 kembali
hadir “menjelma” menjadi Alma generasi baru yang memiliki sentuhan
inovasi desain dan material.
Regenerasi
desainer fashion tersebut terus berkelanjutan dan terjadi pada
label-label lainnya. Sebagai penerus, desainer yang dicontohkan di atas
terus berpegang teguh pada signature style rumah mode yang mereka
tangani. Beberapa ciri khas desain setiap label dieksplorasi oleh setiap
desainer kini dengan twist gaya dan inovasi yang relevan dengan tren,
selera, gaya hidup, dan market sekarang. Identitas gaya seperti
elegansi, feminin atau avant-garde yang diusung oleh pendirinya tetap
konsisten namun dengan nuansa baru dan segar yang bisa merangsang
penikmat fashion sekarang untuk membeli dan mengenakannya.
Tentunya
juga berbagai strategi bisnis dan pencitraan label berjalan beriringan
bersama inovasi yang-diharapkan-selalu ada pada desainer penerusnya.
Jika tidak, banyak beberapa desainer dan label fashion yang legendaris
di eranya namun berguguran satu per satu karena energi kreativitasnya
tidak lagi kuat atau mampu bersaing di era fashion kini yang desainer
baru berpotensial juga semakin deras bermunculan. Oleh sebab itu rumah
mode lawas dan kebutuhan regenerasi desainer sebaiknya dipraktikkan agar
tetap sukses secara desain dan bisnis. Sehingga rumah mode tersebut pun
bisa berkontribusi pada perkembangan fashion dan terus tercatat di
sejarah fashion dari berbagai lintas generasi.
A New Direction
Beberapa
label fashion pilihan Cosmo berikut mendaulat desainer baru yang mampu
mencatat kesuksesan bisnis dan terus menjadi dambaan penikmatnya.
- Celine : Phoebe Philo
- Louis Vuitton : Marc Jacobs
- Gucci : Tom Ford – Frida Gianni
- Yves Saint Laurent : Stefano
- Pilati –Hedi Slimane
- Lanvin : Alber Elbaz
- Balenciaga : Nicolas Ghesquiere
- Givenchy : Ricardo Tisci
- Burberry : Christopher Bailey
- Bottega Veneta : Tomas Maier
- Alexander McQueen : Sarah Burton
- Balmain : Christophe Decarni
- Mugler : Nicola Formicheti (cosmo/yel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar